FERMENTASI JERAMI UNTUK PAKAN TERNAK


Hijauan merupakan pakan pokok untuk ternak ruminansia. Umumnya hijauan berasal dari tanaman rumput-rumputan dan kacang-kacangan. Kekurangan hijauan makanan ternak setiap Tahun terutama pada musim kemarau merupakan masalah yang harus dipecahkan.

Peningkatan produksi hijauan makanan ternak dibatasi oleh kecendrungan makin sempitnya lahan akibat jumlah penduduk yang selalu bertambah dan perluasan lahan pertanian. Untuk itu pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan ternak dapat menjadi solusi masalah ini.  


Dari bermacam-macam limbah pertanian yang mempunyai potensi besar untuk dijadikan sebagai pakan ternak adalah jerami padi .Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup besar jumlahnya dan belum sepenuhnya dimanfaatkan karena selalu dibakar setelah proses pemanenan. Produksi jerami padi bervariasi yaitu dapat mencapai 12-15 ton jerami segar per ha satu kali panen, atau 4-5 ton jerami kering per ha tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang digunakan.

Oleh karena itu jerami padi sangat penting artinya untuk dimanfaatkan menjadi makanan ternak ruminansia khusususnya sapi potong, kambing dan domba. Hanya saja jerami padi mutunya rendah , dimana jerami padi mengandung serat kasar dan silikat yang tinggi sedangkan kadar protein dan daya cernanya rendah.

Untuk meningkatkan mutu jerami padi. perlu dilakukan proses fermentasi dengan menggunakan urea dan probiotik. Probiotik adalah campuran berbagai mikro organisme yang berguna untuk mempercepat proses pemecahan serat jerami padi, sehingga mudah dicerna oleh ternak.

Proses Pembuatan

Pembuatan fermentasi jerami dilakukan pada tempat yang terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Dimana untuk kapasitas 10 ton dapat dibuat bangunan dengan ukuran 4 x 5 m. Lantai dasar dapat dibuat dari semen atau tanah yang dipadatkan dan ditinggikan dari tempat sekitarnya, tanpa didinding. Bahan bangunan menggunakan kayu atau bambu. Untuk atap dapat berupa seng atau bahan yang tersedia di tempat. Jarak lantai ke atap 3 m.

Proses fermentasi dilakukan dengan 2 tahap yaitu tahap fermentasi dan pengeringan

Tahap pertama
·         Jerami padi yang baru dipanen dengan kadar air 65% 
·         Kemudian ditumpuk ditempat yang telah disediakan dengan ketinggian 20 cm
·         Taburi urea dan probiotik secara merata dengan takaran masing-masing 2.5 kg untuk setiap 1 ton jerami padi
·         Tambahkan lagi timbunan jerami padi setebal 20 cm lalu taburi lagi urea dan probiotik secara merata, demikian seterusnya sampai tumbukan jerami padi mencapai 1-2 m 
·         Tutup Plastik
·         Diamkan selama 14 hari, agar proses fermentasi berlangsung secara sempurna

Tahap kedua:
·         Tumpukan jerami padi yang telah mengalami proses fermentasi, diangin-anginkan sehingga cukup kering sebelum disimpan pada tempat terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung
·         Setelah kering jerami fermentasi dapat diberikan kepada sapi sebagai pakan pengganti rumput segar

Hasil fermentasi jerami yang baik ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
·         Baunya agak harum
·         Warnanya kuning agak kecoklatan
·         Teksturnya lemas(tidak kaku)
·         Tidak busuk dan tidak berjamur

Pemberian pada Ternak
·         Jerami padi yang difermentasi dijadikan sebagai pakan berserat utama untuk ternak sapi, diberikan sebanyak 6-8 kg/ekor/hari. Sedangkan pakan konsentrat diberikan sebanyak 1 % dari berat badan.
·         Formula ransum pakan konsentrat dapat disesuaikan dengan bahan yang ada ditempat, salah satu contoh formula ransum pakan konsentrat adalah 50% dedak, 22% jagung halus dan 18% bungkil kelapa, 5% Tepung Ikan, 4% mineral dan 1% garam.

Comments

Popular posts from this blog

Implementasi IT dalam Bidang Pemerintahan: Penerapan e-Procurement System dalam mendukung e-Governance dan Good Corporate Governance

Cinta yang Abadi